Selasa, 12 Februari 2008

EVALUASI KUALITAS KINERJA PROSES BELAJAR MENGAJAR DENGAN METODE FOCUSED QUALITY

Much. Djunaidi
Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com
Hafidh Munawir
Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: hafidh2001@yahoo.com
Yogi Umi Utami
Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta
ABSTRAK
Seiring dengan banyaknya Perguruan Tinggi di Indonesia, maka suatu lembaga pendidikan dalam hal ini Jurusan Teknik Industri FT-UMS harus dapat meningkatkan kualitas atau kualitas akademik sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu saat sekarang. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dan menentukan prioritas proses belajar mengajar yang harus ditingkatkan, mengetahui keinginan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar, serta untuk memberi informasi dan masukan bagi pihak Jurusan Teknik Industri FT-UMS untuk perbaikan kualitas proses belajar mengajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Focused Quality yang merupakan suatu alternatif metode yang dapat digunakan untuk merespon atau mengetahui keinginan konsumen. Kata kunci: Proses Belajar Mengajar, Focused Quality
Pendahuluan
Berkaitan dengan semakin berkembangnya dunia pendidikan, realitas kebijakan pemerintah maupun Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi seperti sekarang ini banyak membawa perubahan yang memaksa untuk bersaing secara ketat antar perguruan tinggi. Perguruan tinggi tersebut harus mampu mengatasi dan mengantisipasi datangnya pesaing dari perguruan tinggi lain, menutup kelemahan-kelemahan yang ada, serta semaksimal mungkin memanfaatkan peluang-peluang dengan kekuatan yang dimiliki [Kurnianingrum, 2004].
Seiring dengan banyaknya Perguruan Tinggi di Indonesia, maka suatu lembaga pendidikan harus dapat meningkatkan kualitas atau kualitas akademik sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu saat sekarang. Secara umum program proses belajar mengajar di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakart (FT-UMS) pada saat ini sudah mengalami banyak perubahan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Focused Quality merupakan suatu alternatif metode yang dapat digunakan untuk merespon atau mengetahui keinginan konsumen, dalam hal ini adalah keinginan mahasiswa terhadap program proses belajar mengajar di Teknik Industri FT-UMS, sehingga akan diketahui keinginan dan tingkat kepentingan konsumen (mahasiswa) terhadap atribut program proses belajar mengajar di institusi tersebut.
Tinjauan Pustaka
Kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang strategis. Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (Gazpersz,1997), sebagai faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang tersebut sesuai dengan tujuan keberadaan barang itu (Assauri,1993). Menurut Tampubolon (2001), pengertian kualitas adalah paduan sifat-sifat produk yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan langsung atau tak langsung, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat, masa kini dan masa depan.
Beberapa dimensi atau atribut yang diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa antara lain:
a. Ketepatan waktu pelayanan
b. Akurasi pelayanan
c. Kesopanan dan kehormatan dalam memberikan pelayanan
d. Tanggung jawab
e. Kelengkapan
f. Kemudahan pelayanan
g. Variasi model pelayanan

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 1997). Meskipun terjadi beberapa perbedaan pengertian jasa, namun ada beberapa karakteristik jasa yang akan memberikan jawaban yang lebih mantap terhadap pengertian jasa. Karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut;
a. Tidak dapat diraba (intangibility). Artinya jasa tidak dapat diraba maupun dilihat, tetapi jasa dapat dirasakan dan dinikmati yang berwujud pelayanan.
b. Tidak dapat dipisahkan (inseparability). Artinya jasa tidak dapat dipisahkan, biasanya dimana jasa itu dihasilkan disitu juga jasa akan dikonsumsi.
c. Bisa berubah-ubah (variability). Artinya jasa bisa berubah-ubah baik nama, bentuk, kualitas dan jenisnya tergantung dari siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
d. Tidak dapat disimpan (pershability). Artinya jasa tidak dapat disimpan dan tidak mempunyai daya tahan, hal ini tidak menjadi masalah jika permintaannya tetap karena untuk menyiapkan pelayanan permintaan tersebut mudah.

Bagian yang paling rumit dari pelayanan jasa adalah kualitasnya, karena sangat dipengaruhi oleh harapan dari konsumen. Harapan konsumen dapat bervariasi antara konsumen satu dengan konsumen yang lainnya. Kualitas jasa layanan mungkin dapat dilihat sebagai suatu kelemahan kalau konsumen mempunyai harapan yang terlalu tinggi walaupun dengan suatu pelayanan yang baik.
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan jasa yang ditawarkan. Langkah-langkah yang dimaksud antara lain: (Wahyu, 1999 dalam Sriyanto, 2004)
a. Mengidentifikasi penentu utama kualitas pelayanan, dengan melakukan riset pelanggan dan melakukan penilaian terhadap perusahaan atau lembaga lain dan bersaing berdasarkan factor penentu tersebut.
b. Mengelola harapan pelanggan, dengan mengolah hasil riset untuk menentukan langkah memenuhi harapan pelanggan.
c. Mengelola kualitas jasa, dengan menjaga perilaku atau sikap orang-orang yang memberikan jasa bagi pelanggan.
d. Mengembangkan budaya kualitas, yang meliputi filosofi, keyakinan, sikap, nilai, norma, tradisi, prosedur dan lain-lain yang akan meningkatkan kualitas jasa layanan.

Beberapa dimensi atau atribut dalam perbaikan kualitas jasa adalah sebagai berikut (Gaspersz, 1997):
a. Ketepatan waktu pelayanan,
b. Akurasi pelayanan,
c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan,
d. Tanggung jawab,
e. Kelengkapan,
f. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan,
g. Variasi model pelayanan,
h. Pelayanan pribadi,
i. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan,
j. Atribut pendukung pelayanan lainnya.

Focused Quality adalah kualitas terfokus. Kualitas selalu berhubungan erat dengan pelanggan. Dengan demikian pelayanan diberikan bertujuan untuk memenuhi keinginan dari pelanggan atau konsumen.
Focused Quality merupakan bagian dari Total Quality Management (TQM). Focused Quality ini disusun karena banyak sekali perusahaan yang menggunakan TQM tapi mulai menyimpang dan sering mengalami kegagalan. Sebagian kegagalan TQM dikarenakan mereka tidak memadukan usaha TQM dengan praktek manajemennya untuk mencapai sasaran bisnis yang strategis. Berikut ini adalah alasan pokok kegagalan dari TQM, diantaranya:
1 Upaya yang dilakukan tidak terfokus. Artinya TQM dilaksanakan secara sporadis tanpa memperhatikan yang penting.
2 Eksekutif senior tidak terlibat dalam manajemen mutu.
3 Beberapa organisasi mempunyai visi dan misi tetapi tidak mempunyai disiplin untuk melaksanakannya (Brelin, dkk, 1997).

Untuk mencegah hal tersebut maka lahirlah Focused Quality dengan dasar pemikiran bahwa prakarsa mutu harus diarahkan untuk memperbaiki proses yang mempunyai dampak terbesar pada apa yang harus terjadi kalau suatu organisasi ingin mencapai sasarannya.
Metodologi Penelitian Pengumpulan Data
Hasil pengumpulan data diperoleh dari penelitian yang berupa penelusuran dokumen untuk data jumlah mahasiswa dan isian kuesioner dari angket yang disebarkan kepada responden. Adapun jumlah sampel yang menjadi responden adalah sebanyak 25% dari jumlah total mahasiswa Teknik Industri angkatan 2002 dan 2001. Dari data yang telah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan Metode Focused Quality. Pengolahan Dengan Metode Focused Quality Penyusunan Proses Kunci
Proses kunci adalah proses yang menjadi kunci dari kesuksesan proses belajar mengajar di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UMS. Kriteria yang menjadi kunci kesuksesan proses belajar mengajar adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan adanya proses belajar mengajar. Kesebelas faktor yang menjadi proses kunci adalah sebagai berikut:
1 Pembaharuan Materi Kuliah Berdasarkan Informasi Yang Didapat Dari Dunia Kerja Dan Literatur.
2 Pembaharuan Kurikulum Secara Periodik Sesuai Dengan Perkembangan Ilmu Dan Teknologi Yang Dibutuhkan Dunia Usaha.
3 Sistem Penjadwalan Praktikum dan Penjadwalan Mata Kuliah
4 Sarana dan Fasilitas Laboratorium, Ruang Perkuliahan (Ruang Kelas) serta Sarana dan Fasilitas Perpustakaan Jurusan.
5 Cara atau Metode Dosen Dalam Menyajikan Materi Kuliah
6 Pelayanan Dosen dalam Berkonsultasi
7 Kesesuaian Materi Kuliah Yang Diajarkan Dosen Secara Kulikulum dan Etika Akademik.
8 Peranan Asisten Laboratorium dan Asisten Tugas Besar Mata Kuliah
9 Sikap Keterbukaan dan Keakraban oleh Pimpinan Jurusan Terhadap Semua Dosen, Pegawai Administrasi dan Mahasiswa.
10 Pengelolaan Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Keharmonisan, Maupun Cara Berpakaian Khususnya Pimpinan Jurusan, Dosen dan Karyawan.
11 Pemberian Respon dan Perhatian Yang Cepat dan Tepat Terhadap Kesulitan Yang Dihadapi Mahasiswa.

Penyusunan Faktor Sukses Kritis
Faktor Sukses Kritis (Critical Succes Factors) adalah factor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan proses belajar mengajar di Jurusan Teknik Industri. Kesembilan faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1 Relevansi
2 Efisiensi
3 Efektivitas
4 Akuntabilitas (Kebertanggungjawaban)
5 Kreativitas
6 Situasi M – M
7 Ketanggapan (Responsiveness)
8 Produktivitas
9 Kemampuan Akademik

Tidak ada komentar: