Selasa, 12 Februari 2008

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

Jono
Jurusan Teknik Industri, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Jl. Ndalem Mangkubumen Kp. III/237 Yogyakarta email : jonojo92@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pemilihan dan pengoptimalan suatu metode yang lebih baik untuk meningkatkan mutu suatu produk atau jasa yang dihasilkan sangat diperlukan oleh perusahaan dewasa ini. Dalam permasalahan ini yang penting untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan adalah kesesuaian suatu produk atau jasa yang dihasilkan dengan keinginan dan kepuasan konsumen sehingga dapat berkelanjutan menjadi pelanggan. Salah satu metode untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelangan adalah Quality Function Deployment. Metode ini digunakan oleh industri batik di Nambangan Lor Kotamadya Madiun untuk menentukan technical response yang harus dilakukan. Kata kunci: QFD, voice of customer, house of quality, technical response
Pendahuluan
Krisis ekonomi yang sedang melanda negara-negara berkembang termasuk di Indonesia memberikan dampak sangat luas bagi kehidupan masyarakat serta telah merontokkan banyak industri besar. Bukan hanya industri besar yang terkena dampak krisis ekonomi ini akan tetapi industri kecil dan menengah juga terkena imbas dari krisis ekonomi ini. Maka diperlukan penanganan yang optimal terutama berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan sehingga perusahaan tidak kalah bersaing.
Penelitian ini mengambil obyek di sentra industri batik yang berlokasi di Desa Nambangan Lor Kotamadya Madiun, yang merupakan kumpulan dari home industries yang bergerak pada pembuatan kain batik, baik itu batik tulis maupun batik cetak. Sampai saat ini sentra industri batik ini belum mempunyai standart kualitas produk sehingga banyak terjadi complaint dari agen atau pengecer terhadap hasil produk yang berhubungan dengan kualitas, dimana banyak produk pada setiap kodi yang telah dikirim kepada distributor, agen atau pengecer dikembalikan atau tidak diterima karena kualitasnya kurang bagus, terutama produk batik tulisnya. Rata-rata permintaan produk batik di Desa Nambangan Lor Madiun adalah 600 kodi ( 1 kodi = 20 Unit ) atau sama dengan 12.000 Unit batik tiap bulan, sebagian besar permintaan produk batik ini adalah berupa kain batik tulis. Padahal kapasitas produksi sentra industri batik ini rata-rata 900 kodi atau sama dengan 18.000 Unit/Bulan. Sehingga disinyalir hanya sekitar 67% produk batik di desa Nambangan Lor Gresik yang mampu menembus pasar, padahal kapasitas produksinya adalah 18.000 Unit/Bulan. Belum lagi dengan produk yang cacat atau tidak diterima/dikembalikan oleh agen, distributor atau bahkan usernya sendiri.
Penelitian ini ingin memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk terutama pada produk utamanya yaitu kain batik tulis, sehingga produk yang dibuat lebih
33

mempunyai bargaining power di pasar serta mampu memenuhi harapan yang diinginkan konsumen produk kain batik tulis.
Tinjauan Pustaka
Cohen (1995) mendefinisikan Quality Function Deployment adalah metode terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tujuan dari Quality Function Deployment tidak hanya memenuhi sebanyak mungkin harapan pelanggan, tapi juga berusaha melampaui harapan-harapan pelanggan sebagai cara untuk berkompetensi dengan saingannya, sehingga diharapkan konsumen tidak menolak dan tidak komplein, tapi malah menginginkannya.
Implementasi QFD terdiri dari tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga tahapan tersebut adalah (Lou Cohen, 1995) :
1 Tahap pengumpulan Voice of Customer.
2 Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).
3 Tahap analisa dan implementasi.

Pengumpulan Suara Pelanggan (Voice of Customer)
Tahap ini dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu akan memakan waktu dan membutuhkan ketrampilan mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari produk atau service. Atribut-atribut atau kebutuhan-kebutuhan ini merupakan keuntungan potensial yang dapat diterima pelanggan dari produk atau servicenya. Tiap atribut mempunyai beberapa data numerik yang berkaitan dengan kepentingan relatif atribut bagi pelanggan dan tingkat performasi kepuasan pelanggan dari produk yang mirip berdasarkan atribut tersebut. Atribut ini biasanya disebut data pelanggan kualitatif dan informasi numerik tiap atribut sebagai data kuantitatif. Prosedur umum dalam perolehan suara pelanggan adalah untuk menentukan atribut-atribut pelanggan (data kualitatif) dan mengukur atribut-atribut (data kuantitatif). Data kualitatif secara umum diperoleh dari pembicaraan dan observasi dengan pelanggan sementara data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara (Polls). Menyusun Rumah Kualitas (House of Quality)
Penerapan metode Quality Function Deployment dalam proses perancangan produk dan jasa diawali dengan pembentukan matriks perencanaan produk atau sering disebut sebagai House of Quality (rumah kualitas) seperti pada gambar 1.

Tidak ada komentar: