Selasa, 12 Februari 2008

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENJADUALAN PRODUKSI JOB SHOP UNTUK MEMINIMUMKAN TOTAL BIAYA EARLINESS DAN TARDINESS

Dian Retno Sari Dewi
Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jl. Dinoyo no. 22 – 24, Surabayaemail: dessi@mail.wima.ac.id
ABSTRACT
This paper develops job shop production scheduling using Non Delay algorithm through forward and backward-forward algorithm to minimize total earliness and tardiness costs. Backward approach has some disadvantages, such as, if the job is scheduled in backward, there is a possibility that the infeasible situation occurs, in which the job is scheduled at t<0. This paper used hypothetic data generated randomly. This job shop scheduling algorithm development was validated using LINDO software to check the effectiveness heuristic method, compared with the optimation method. The validation proves that the result of backward-forward scheduling method is better than the result of forward scheduling method. Keywords: job shop scheduling, forward non delay, backward-forward non delay
Pendahuluan
Penjadualan didefinisikan sebagai pengalokasian sumber-sumber daya selama suatu rentang waktu untuk melakukan sekumpulan tugas (Baker, 1990). Tujuan penjadualan adalah mengoptimasi penggunaan sumber daya sehingga tujuan produksi dapat tercapai (Narasimhan, dkk, 1985). Dalam penjadualan berbasis waktu dikenal keterlambatan positif (tardiness) dan keterlambatan negatif (earliness), bila dikaitkan dengan aturan penjadualan berbasis biaya keterlambatan positif menimbulkan biaya tardiness dan keterlambatan negatif menimbulkan biaya earliness. Biaya tardiness adalah biaya keterlambatan yang disebabkan suatu pekerjaan diselesaikan lebih dari batas waktu (due date) yang ditetapkan oleh konsumen, sedangkan biaya earliness adalah biaya yang disebabkan suatu pekerjaan diselesaikan lebih cepat dari batas waktu (due date) yang telah ditentukan oleh konsumen sehingga menimbulkan biaya inventori.
Tjandera (1992), melakukan penelitian penjadualan produksi menggunakan metode forward non delay dan backward untuk menyelesaikan masalah di lingkungan job shop. Ibnu Utama (1994), melakukan penelitian penjadualan job shop untuk meminimasi earliness dengan mempertimbangkan perawatan mesin. Sun dan Lin (1994), memberikan kerangka berpikir penyelesaian masalah job shop dengan pendekatan backward. Karena sebelumnya belum ada penelitian tentang penjadualan job shop yang meminimasi total biaya earliness dan tardiness secara bersama-sama, maka dicoba untuk mengembangkan algoritma penjadualan produksi job shop untuk meminimumkan total biaya earliness dan tardiness dengan metode Non Delay melalui pendekatan forward dan backward. Pendekatan backward mempunyai kekurangan, jika job dijadwalkan mundur akan memungkinkan terjadinya infeasible, yaitu suatu keadaan dimana job dijadwalkan pada t<0. Maka job yang infeasible akan dimajukan pada t=0 dengan menggunakan algoritma affected operation rescheduling.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1 Mengembangkan algoritma penjadualan job shop untuk meminimumkan total biaya earliness dan tardiness secara bersama-sama dengan metode Non Delay melalui pendekatan forward dan backward-forward.
2 Membandingkan antara metode forward non delay dengan metode backward-forward non delay.
3 Membandingkan aturan priority rules yang dipakai dalam metode forward non delay dan backward-forward.

Batasan Masalah
Batasan kajian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1 Program aplikasi penjadualan job shop ini hanya mampu untuk menjadualkan maksimal 50 job dan 50 operasi.
2 Priority rules yang digunakan pada metode forward non delay adalah EDD (Earliest Due Date), SPT (Shortest Processing Time), dan S/OPN (Slack per Operation).
3 Priority rules yang digunakan pada metode backward-forward non delay adalah LDD (Last Due Date), LPT (Longest Processing Time), dan S/OPN (Slack per Operation).

Tidak ada komentar: